by Nashef Rahman on Thursday, September 30, 2010 at 10:17pm ·
Sebuah
bel pun berbunyi disebuah sekolah yang penuh dengan baja. Ya, ketika
aku mulai memasuki sebuah ruangan tak ber-AC, beratap besi, dan banyak
beberapa mesin-mesin yang sudah tua. Ketika itulah banyak orang yang
berlarian kesuatu ruangan ganti. Didalam ruangan itu mereka ada yang
sedang mengganti pakaiannya, bersenda gurau, atau pun mengambil sebuah
benda yang dianggap mereka sangat penting.
Setelah itu mereka digiring dihadapan seorang ilmuan dan dipimpin oleh seorang yang dianggap oleh mereka alim dan tegas. Pada saat itu tidak banyak dari mereka yang mengeluh karena tak sabar mendengarkan seseorang didepannya. Dengan kesabaran mereka, akhirnya penjelasan demi penjelasan keluar dari mulut guru tersebut. Banyak dari mereka yang sibuk menyegel mesin-mesin. Beda dengan saya, saya tak pernah dapatkan posisi tersebut pada awal.
4 jam berlangsung dalam ruangan penuh dengan baja. Tak sadar mereka berdiri kokoh hingga mereka sadari.
Setelah itu mereka digiring dihadapan seorang ilmuan dan dipimpin oleh seorang yang dianggap oleh mereka alim dan tegas. Pada saat itu tidak banyak dari mereka yang mengeluh karena tak sabar mendengarkan seseorang didepannya. Dengan kesabaran mereka, akhirnya penjelasan demi penjelasan keluar dari mulut guru tersebut. Banyak dari mereka yang sibuk menyegel mesin-mesin. Beda dengan saya, saya tak pernah dapatkan posisi tersebut pada awal.
4 jam berlangsung dalam ruangan penuh dengan baja. Tak sadar mereka berdiri kokoh hingga mereka sadari.