Wednesday 25 April 2012

PRAKTIK


by Nashef Rahman on Thursday, September 30, 2010 at 10:17pm ·
Sebuah bel pun berbunyi disebuah sekolah yang penuh dengan baja. Ya, ketika aku mulai memasuki sebuah ruangan tak ber-AC, beratap besi, dan banyak beberapa mesin-mesin yang sudah tua. Ketika itulah banyak orang yang berlarian kesuatu ruangan ganti. Didalam ruangan itu mereka ada yang sedang mengganti pakaiannya, bersenda gurau, atau pun mengambil sebuah benda yang dianggap mereka sangat penting.
Setelah itu mereka digiring dihadapan seorang ilmuan dan dipimpin oleh seorang yang dianggap oleh mereka alim dan tegas. Pada saat itu tidak banyak dari mereka yang mengeluh karena tak sabar mendengarkan seseorang didepannya. Dengan kesabaran mereka, akhirnya penjelasan demi penjelasan keluar dari mulut guru tersebut. Banyak dari mereka yang sibuk menyegel mesin-mesin. Beda dengan saya, saya tak pernah dapatkan posisi tersebut pada awal.
4 jam berlangsung dalam ruangan penuh dengan baja. Tak sadar mereka berdiri kokoh hingga mereka sadari.

TELAT


by Nashef Rahman on Thursday, September 30, 2010 at 9:54pm ·
Ayam berkokok, adzan berkumandang. Pada saat itulah aku masih terlentang dalam kelemasan. Tubuhku bagai dirantai sampai tak bisa bergerak. Sampai suatu benda mirip remote berlayar memanggil-manggil aku agar segera bangun dari tempat yang penuh dengan kenyamanan. Disinilah letak kelemahanku.
Kemudian aku tak mampu untuk membuka kunci belenggu tersebut sampai aku berhasil. Tetapi aku sudah terlambat, aku seharusnya beranjak pada waktu anak sekolah sedang sarapan dirumahnya.

KANJI


by Nashef Rahman on Thursday, September 30, 2010 at 10:01pm ·
Kucoba untuk mengingat-ingat beberapa tulisan yang penuh dengan kerumitan. Ku sempat berfikir, siapakan penulis tulisan ini? Bagaimana dia bisa mengingat lebih dari 3000 karakter yang berbeda? Sungguh hatiku tersentuh setelah aku mengingat kata-kata"belajarlah walau sampai ke negeri jepang" eh maaf"china"

tak bisa dibayangkan bagaimana tulisan dichina, lebih dari yang kubayangkan. Memang didunia ini tak ada yang namanya"imposible"

KIAMAT


by Nashef Rahman on Friday, October 1, 2010 at 8:47pm ·
Sesampainya disebuah gerbang sekolah yang penuh dengan orang-orang yang bisa dikatakan sedang mendemoi seorang pekerja sekolah. Beberapa menit kemudian gerbangpun dibuka. Mereka seperti air yang tumpah akibat penuh. Pada saat itu, aku hanya menunggu sampai air itu meluas sampai ke luar sekolah. Langkahku mengingatkanku, mengapa aku disini? Pada saat itu banyak putra-putri indonesia dibodohi oleh beberapa macam style. Dalam hatiku bertanya, apa sebenarnya tujuan mereka datang kesekolah dari kejauhan menggunakan mesin beroda dua? Lantas dengan perbuatan yang mereka lakukan dipinggir jalan dengan menghisap-hisap sebuah batang tembakau. Memang sebuah batang tersebut cukup terjangkau dengan durasi sekitar 3 menit, uang yang mereka keluarkan disulap menjadi sebuah abu yang berbahaya dan tak berguna.
Pada saat itu tak banyak orang yang melihat aku memakai alat bantu beroda dua yang dipinjamkan dari sekolah merasa ada sebuah titik tawa bahak dariku. Tak tahu mengapa? Apakah mereka berfikir dengan menggunakan mesin itu mereka lebih mudah dan aman ke berbagai daerah? Disitulah ciri khasku. Aku biasa dipanggil "mail" dengan sepeda tua milik sekolah. Aku bangga dengan diriku. Karena diriku tidak dirugikan dengan sebuah mesin yang banyak memberikan mudharat daripada manfaat. Ku ingat sebuah negeri impianku, yaitu negeri matahari. Meskipun disana teknologinya sangat pesat, banyak orang yang sadar akan lingkungannya. Satu hal yang saya ingat dari guru yang biasa disebut"edan"oleh sebagian siswa, dia adalah guru terbaik bagiku. Sebagai orang teknik dia menjelaskan keterkaitan ilmu pasti dengan prediksi pemusnahan bumi tahun 2012. Entah itu terjadi atau tidak. Setelah aku memahami maksudnya, hatiku menjadi terpaku pada dosa-dosa yang telah lalu. Dunia ini pasti kiamat. Dengan meningkatnya populasi perokok dan pemilik kendaraan bermotor setiap harinya, sangat tak mungkin kedua titik acuan kiamat yaitu kutub utara dan selatan mencair setiap harinya.
Setelah Tuhan menjadikan air wbah itu membeku, akhirnya Dia mencairknnya kembali

TOO LOVING YOU. . .


by Nashef Rahman on Monday, January 17, 2011 at 4:48pm ·
Saat semw . . Tlah brbeda apa yg kita rasa.
Ku tak ingin kau trluka . . .
Memang kta blum trbysa . . Atw mungkin tk bsa . . Brsama . .tpi ku ingn kau prcya . .ku tak ingn kau trluka . .

Hanya kali ini . .tak ingin kau pergi.wlau sjenak tuk pjamkan mata ini . .

Mngkin waktu ini trlalu lama bgiku,tuk mmintamu slalu ada dsmpingku. . .

Coba genggamlah tanganku , , .dan biarkanlah diriku menjagamu . . . . .
Hingga kau terlelap . .
Ku kan menunggu drmu . .krena kau sangatlah brarti untukku.
Mungkin KU TERLALU MENCINTAIMU. . .

DIRIKU, TEMAN IMPIANKU

DIRIKU, TEMAN IMPIANKU

by Nashef Rahman on Friday, October 1, 2010 at 11:06pm ·
Aku? Ya aku. Aku anak kedua dari empat bersaudara. Di dalam keluargaku tidak ada yang namanya perempuan atau lelaki semua.
Aku mempunyai karakter yang berbeda dari saudara lainnya. Yaitu perasaan. Kadang adikku juga ada yang memiliki sifat yang sama. Dia sering menangis Ketika ia merasakan sesuatu. Yah, banyak teman sekelas ku beranggapan bahwa aku ini seorang pendiam, alim, dan tak pandai bergaul. Tapi dibalik semua itu aku masih diberikan nikmat dari Tuhan. Tentang perasaan akulah lebih mengerti. Tapi apa jadinya ketika seorang lawan jenis di hadapanku. Aku tak berkutik. Aku pernah menjalin cinta dengan kekasihku, dia seorang yang sangat baik. Dia wanita yang mengerti sifat ku. Memang orang bilang aku ini gak ga0l, p0l0s. Iya, aku tidak pernah malam mingguan yang biasanya para pemuda hijrah ke pujaan hatinya. Dan aku pun jarang bermain dengan teman2. Sehari-hari ku hanya menata sebuah persegi panjang yang kaya akan hiburan. Ya komputer. Semenjak aku melanjutkan sekolah, aku jarang bermain bersama alat itu. Hingga nilaiku menurun. Mungkin kalian menganggap aku gila. Saat ini belum ada teman perempuan yang bisa membuat hatiku terikat oleh tali cintanya. Dear, siapakah kamu? Yang selalu menari-nari dalam khayalanku. Dan dia pun tersenyum lebar. Dia orang terpelajar, rambutnya lurus dan panjang. Saya butuh teman belajar bukan pacar. Saya tidak ingin pacaran. Hehe. . . . . . . Jangan diambil hati seh, cuma iseng2 dwank.
Ganbatte kudasai.